Contoh Feature
Assalamualaikum wr.wb
Ya pada kesempatan ini alhamdulillah saya kembali menulis artikel yang sudah sekian lamanya saya tertidur.hehe
Disini saya menulis tentang feature tetapi hanya sebagai contohnya,mohon maaf tidak menjelaskan tentang pengertian,unsur-unsur dan yang lainnya. Mungkin dilain waktu saya akan menuliskan pengertian dan tata cara membuatnya. Tulisan ini mengisahkan tentang kehidupan seorang ibu yang tidak lain adalah ibu saya sendiri.
Tulisan ini saya buat dengan sederhana karena ini untuk tahap awal pembelajaran,jadi pembaca dapat memahami isi tanpa panjang lebar.
04 April 2017
Di tengah-tengah kesunyian malam terdengarlah suara bising yang berasal dari mesin jahit. Rasa dinginpun turut hadir yang menusuk sampai tulang belulang. Kulihat sosok wanita setengah baya yang bernama Een Rohaenah (39) sedang begadang sambil memilah dan memilih kain yang ada di sekelilingnya,lalu ku dekati dan ku sapa ia. Ia bukanlah siapa-siapa melainkan ibuku yang selalu aku sayangi.
Menjahit pakaian adalah pekerjaan ibuku,ia menanggung beban semua keluarga kami. Ia adalah ibu sekaligus ayah untuk saya dan juga adik-adik saya. Ibu dari empat orang anak itu selalu berusaha untuk mencukupi hidup sehari-hari. Meskipun keadaan ekonomi sangat buruk,namun ia ingin anak-anaknya
bersekolah semua. Saya yang baru duduk di bangku SMP kelas IX adalah anak pertama dan adik-adik saya masih sekolah di bangku SD.
Meskipun ia seorang janda,tapi ia tidak putus asa akan kebaikan anak-anaknya. Bekerja siang malam yang penghasilanya tidak seberapa. Padahal kebutuhan kami sangatlah banyak terutama untuk sekolah. Ia rela untuk menanggung malu demi kami,karena selalu tidak tepat dalam pembayaran ke sekolah.
Ibuku tinggal di Kecamatan Cineam. Di sana kami menjalani hidup yang sangat sulit . Walaupun demikian,Ibuku selalu memberi nasehat kepada kami agar tidak putus asa. "Nak, janganlah kamu putus sekolah, sekolah itu penting,pasti suatu hari nanti kamu akan meraih kesuksesan dan dapat membiayai adik-adikmu yang masih kecil ." Nasehat ia kepadaku sambil tersenyum.
Ibuku itu tidak pernah menyerah,ia selalu mencari-cari peluang untuk membiayai anak-anaknya sekolah dengan seorang diri. Dan juga rela mengahbiskan waktunya untuk bekerja sampai larut malam.
Sekian dulu untuk artikel yang saya buat,semoga ada manfaatnya untuk kita semua khususnya untuk saya ya yang sedang belajar.
Ya pada kesempatan ini alhamdulillah saya kembali menulis artikel yang sudah sekian lamanya saya tertidur.hehe
Disini saya menulis tentang feature tetapi hanya sebagai contohnya,mohon maaf tidak menjelaskan tentang pengertian,unsur-unsur dan yang lainnya. Mungkin dilain waktu saya akan menuliskan pengertian dan tata cara membuatnya. Tulisan ini mengisahkan tentang kehidupan seorang ibu yang tidak lain adalah ibu saya sendiri.
Tulisan ini saya buat dengan sederhana karena ini untuk tahap awal pembelajaran,jadi pembaca dapat memahami isi tanpa panjang lebar.
04 April 2017
Ibu yang Kuat
Di tengah-tengah kesunyian malam terdengarlah suara bising yang berasal dari mesin jahit. Rasa dinginpun turut hadir yang menusuk sampai tulang belulang. Kulihat sosok wanita setengah baya yang bernama Een Rohaenah (39) sedang begadang sambil memilah dan memilih kain yang ada di sekelilingnya,lalu ku dekati dan ku sapa ia. Ia bukanlah siapa-siapa melainkan ibuku yang selalu aku sayangi.
Menjahit pakaian adalah pekerjaan ibuku,ia menanggung beban semua keluarga kami. Ia adalah ibu sekaligus ayah untuk saya dan juga adik-adik saya. Ibu dari empat orang anak itu selalu berusaha untuk mencukupi hidup sehari-hari. Meskipun keadaan ekonomi sangat buruk,namun ia ingin anak-anaknya
bersekolah semua. Saya yang baru duduk di bangku SMP kelas IX adalah anak pertama dan adik-adik saya masih sekolah di bangku SD.
Meskipun ia seorang janda,tapi ia tidak putus asa akan kebaikan anak-anaknya. Bekerja siang malam yang penghasilanya tidak seberapa. Padahal kebutuhan kami sangatlah banyak terutama untuk sekolah. Ia rela untuk menanggung malu demi kami,karena selalu tidak tepat dalam pembayaran ke sekolah.
Ibuku tinggal di Kecamatan Cineam. Di sana kami menjalani hidup yang sangat sulit . Walaupun demikian,Ibuku selalu memberi nasehat kepada kami agar tidak putus asa. "Nak, janganlah kamu putus sekolah, sekolah itu penting,pasti suatu hari nanti kamu akan meraih kesuksesan dan dapat membiayai adik-adikmu yang masih kecil ." Nasehat ia kepadaku sambil tersenyum.
Ibuku itu tidak pernah menyerah,ia selalu mencari-cari peluang untuk membiayai anak-anaknya sekolah dengan seorang diri. Dan juga rela mengahbiskan waktunya untuk bekerja sampai larut malam.
Sekian dulu untuk artikel yang saya buat,semoga ada manfaatnya untuk kita semua khususnya untuk saya ya yang sedang belajar.
Komentar
Posting Komentar