Feature, Diskusi Publik di Gedung Kebudayaan Betawi
Diskusi Publik
Jum’at 27 Oktober 2017
Disaat stresnya memikirkan apa
jawaban soal yang ada di hadapanku ini, tiba-tiba seorang dosen masuk dengan
dadakannya. Kami semua terkejut dan fokus terhadap dia karena dia mau
mengucapkan sesuatu yang kiranya membuat aku tersenyum. Dan benar, dia menyuruh
kami untuk mengikuti acara seminar yang bertempat di Jakarta Timur nanti siang
sehabis sholat Jum’at. Aku tersenyum bahagia karena kegiatan itu bisa
menghilangkan stres aku dalam perkuliahan, sekali-kali aku mau pergi keluar
untuk jalan-jalan. Dan yang bikin aku senang sekali, segala pembiayaannya
ditanggung oleh kampus, jadi aku mengisi daftar keberangkatan setelah ujian
selesai tanpa ragu-ragu.
Setelah ujian selesai, aku
pulang dulu untuk mengganti pakaian serta memakai jas almamater STAI Al Fatah.
Tetapi setelah semuanya berkumpul di kampus pada jam 10:40 WIB, aku harus
menunggu
kendaraan yang mau menjemput dengan lama, yaitu menggunakan taksi online (GRAB)
. Dan setelah lama menungu, akhirnya ada dua
mobil yang datang yang hanya muat separohnya dari kita dan itu
diutamakan untuk para wanita. Sayangnya kami para lelaki terpaksa harus naik
angkot yang tempatnya lumayan jauh dari kampus. Kami jalan kaki melewati PT
Caterpillar untuk menuju jalan raya yang ada angkot berlalu lalang pada jam
11:10 WIB.
Tidak lama,akhirnya angkot yang
kosong datang. Kami semua masuk dan dipimpin oleh kakak kelas yang bernama
lutfi. Dari semester 3 yang ikut hanya aku, Hafee, Beela, Hasan dan Erwin. Kami
semua khawatir telat sholat jum’at, tapi untungnya ketika adzan berkumandang
kami sudah tiba di pasar Bantar Gebang dan kami melaksanakan sholat Jum’at di
mesjid Al Ittihad yang ada di sana.
Setelah Jum’atan kami istirahat
dulu di luar mesjid sambil menunggu GRAB yang dipesan oleh anak semester 1.
Pada jam 12:40 WIB kami berangkat dengan dua mobil lagi, aku bersama Hafee dan
kakak kelas juga adik kelas. Jalan menuju Jatinegara kami mengabil rute yang
melewati Bekasi dan mengambil jalan tol gerbang Barat Bekasi. Setelah 1 jam
lamanya di perjalanan akupun sampai di Gedung Kebudayaan Betawi tempat seminar
diadakan.
Alhamdulillah kami tidak
kesiangan karena acaranya dimulai pada jam 13:30 WIB. Kami mencari tempat duduk
tapi tidak ada yang tersisa, semuanyan sudah penuh. Dan terpaksa kami harus berdiri
saja karena diadakan di luar gedung. Yang menghadiripun dari berbagai tempat
dan lembaga. Tetapi yang paling banyak itu dari kalangan anak SMA.
Untuk sambutannya kami disuguhi
kreasi seni seperti tarian-tarian, nyanyian-nyanyian betawi dan juga drama yang
dipentaskan oleh anak-anak SD. Dan selain itu ada juga rombongan ondel-ondel. Acara
itu dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Bapak Sandiaga S Ugo dan
narasumber-narasumber yang lain seperti Kresno Sediarsi ( Direktur Utama Bank
DKI ), David Darmawan ( SEO Socentix ), Davi Kemayoran ( Betawi Punya Distro ).
Diskusi Publik ini bertema tentang “Melahirkan Juragan-Juragan Betawi” yang
dipersembahkan oleh Forum Jurnalis Betawi. Acara ini di lakasanakan dari jam
13:30 - 17:00 WIB.
Pada sesi pertama ada dua teman wanita saya
yang sangat berani untuk maju ke depan untuk mengatakan “say no drugs” untuk
semua orang. Mereka maju dengan semangatnya untuk melakukan hal itu, dan yang
memberikan kesempatan ke depan itu adalah Duta Narkoba Nasional/mantan finalis
Putri Indonesia pada tahun 2007 ( Rizki
Anisa Mutiara ) sekaligus pengusaha makanan yang dikasih nama “longsay” (
Lontong Sayur ) yang dijual secara online.
Dalam acara ini Pak Wagub juga
menyapa semua yang hadir dengan memberikan semangat dan juga tata cara agar
menjadi orang yang sukses. Kunci untuk menjadi orang sukses yang dia berikan
antara lain kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas. Itu
semua dapat menjadikan orang-orang yang bekerja akan mengalami kesuksesan besar
yang ternikmati entah itu pekerjaan apa, karena pekerjaan itu sama, asalkan
tidak merugikan orang lain.
Tapi sangat disayangkan, kami
tidak mengikuti acara sampai selesai karena waktunya sampai sore. Aku pun
merasa bahwa masih ingin melanjutkan diskusi tersebut, aku masih penasaran apa
yang akan terjadi selanjutnya. Kami pulang dari acara ketika acara itu sedang
ISOMA ( Istirahat Sholat Makan ). Meskipun demikian aku merasa senang dan
bersyukur karena kita makan dulu di warteg sebelum ke Stasiun dan makan itu gratis
karena sudah dibayar oleh pihak kampus.
Setelah sesampainya di Stasiun
aku dan teman-teman menunggu intruksi selanjutnya,tapi pada akhirnya kami
tidaklah pulang naik kereta entah apa alasannya. Jadi kami harus balik lagi
untuk mencari angkot yang jurusannya ke UKI. Setelah di UKI kami pindah
angkutan yang jurusannya menuju Cileungsi melewati Cibubur. Kami 2 mobil
akhirnya tiba di kampus ketika waktu Maghrib. Akupun langsung pulang ke rumah
saya bareng sama Erwin, Hasan dan Juga Beela.
Muhamad Iqbal Maulana
Komentar
Posting Komentar