Perintah Menetapi Al-Jama'ah
PERINTAH MENETAPI AL-JAMA’AH
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْانِعْمَةَ اللهِ
عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْفَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ
النَّارِفَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ{أل عمران:103}
“Dan berpegang
teguhlah kamu sekalian pada tali Allah seraya berJama’ah, dan janganlah kamu
berfirqah-firqah (bergolong-golongan), dan ingatlah akan nikmat Allah atas kamu
tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan maka Allah jinakkan antara hati-hati kamu,
maka dengan ni’mat itu kamu menjadi bersaudara, padahal kamu dahulunya telah
berada di tepi jurang api Neraka, tetapi Dia (Allah) menyelamatkan kamu dari
padanya; begitulah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya kamu
mendapat petunjuk.” (QS.Ali ‘Imran:103 )
وَاعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا
“Dan berpegang
teguhlah kamu sekalian kepada pada tali Allah seraya berjama’ah, dan janganlah
kamu ber-firqah-firqah…” (QS.Ali Imran:103)
Kalimat “Al-Jama’ah” pada ayat ini artinya adalah berJama’ah
(bersama-sama/bersatu padu), karena:
Pertama, sesuai dengan makna yang diberikan oleh para ahli Tafsir, di antaranya
Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “Al Jama’ah”
(Tafsir Al-Qurthuby:III/159, Tafsir Jaami’ul Bayan:IV/21)
Kedua, adanya
qorinah lafdziyah, yaitu wala tafarroqu setelah kalimat jami’an,
Ibnu Katsir berkata bahwa yang dimaksud adalah “Allah memerintahkan kepada
mereka dengan berJama’ah dan melarang mereka ber-firqoh-firqoh.” (Tafsir Ibnu
Katsir:I/189)
Ketiga, Az-Zajjaj
berkata: “Kalimat jami’an adalah dibaca nashab, karena menjadi haal.“
(Tafsir Zaadul Masir:I/433). Maka artinya secara berJama’ah dalam berpegang
teguh pada tali Allah. (Tafsir Abi Suud:II/66)
Tidak semua kalimat “jami’an” dalam Al-Qur’an artinya “bersama-sama (berJama’ah
/ bersatu padu)”, seperti pula tidak semua kalimat “jami’an” berarti “keseluruhan/semuanya”.
Sedikitnya ada empat ayat dalam Al-Qur’an yang kalimat“jami’an” harus
diartikan “bersama-sama (ber-Jama’ah/bersatu padu)”, yaitu: surat Ali
Imran:103, surat An-Nisa:71, surat An Nur:61 dan surat Al-Hasyr:14
Khudzaifah bin Yaman Radliallahu ‘anhu berkata:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِوَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ
أَنْيُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ
وَشَرٍّفَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ
شَرٍّ قَالَنَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ
وَفِيهِدَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي
تَعْرِفُمِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ
قَالَ نَعَمْدُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا
قَذَفُوْهُ فِيهَاقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ هُمْ مِنْ
جِلْدَتِنَاوَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي
ذَلِكَقَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ
يَكُنْلَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ
كُلَّهَا وَلَوْ أَنْتَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ
وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ.
“Adalah
orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang kebaikan dan adalah saya bertanya kepada Rasulullah tentang
kejahatan, khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka saya bertanya: “Ya
Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam Jahiliyah dan kejahatan,
maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah
kebaikan ini timbul kejahatan? Rasulullah menjawab: “Benar!” Saya bertanya:
Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan? Rasulullah menjawab: “Benar,
tetapi di dalamnya ada kekeruhan (dakhon).” Saya bertanya: “Apakah kekeruhannya
itu?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan
dengan petunjukku. (dalam riwayat Muslim) “Kaum yang berperilaku bukan dari
Sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku,
engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari.” Aku bertanya: “Apakah
sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan?” Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu
adanya penyeru-penyeru yang mengajak ke pintu-pintu Jahannam. Barangsiapa
mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya ke dalam Jahannam itu.” Aku
bertanya: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.”
Rasulullah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut
lidah-lidah (bahasa) kita.” Aku bertanya: “Apakah yang engkau perintahkan
kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?” Rasulullah bersabda:
“Tetaplah engkau pada Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka !” Aku bertanya: “Jika
tidak ada bagi mereka Jama’ah dan Imaam?” Rasulullah bersabda: “Hendaklah
engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh itu semuanya, walaupun engkau sampai
menggigit akar kayu hingga kematian menjumpaimu, engkau tetap demikian.”
(HR.Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih
Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah:II/475. Lafadz Al-Bukhari).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَثًا
يَرْضَىلَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ
تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِاللَّهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَأَن تُنَاصِحُوا مَنْ
ولاَّهُ اللَّهُ أَمْرَكُمْوَيَسْخَطُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
“Sesungguhnya Allah itu ridho kepada kamu pada
tiga perkara dan benci kepada tiga perkara. Adapun (3 perkara) yang menjadikan
Allah ridho kepada kamu adalah: 1). Hendaklah kamu memperibadati-Nya dan
janganlah mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, 2). Hendaklah kamu
berpegang-teguh dengan tali Allah seraya ber-Jama’ah dan janganlah kamu
ber-firqoh-firqoh, 3). Dan hendaklah kamu senantiasa menasihati kepada
seseorang yang Allah telah menyerahkan kepemimpinan kepadanya dalam urusanmu.
Dan Allah membenci kepadamu 3 perkara; 1). Dikatakan mengatakan (mengatakan
sesuatu yang belum jelas kebenarannya), 2). Menghambur-hamburkan harta benda,
3). Banyak bertanya (yang tidak berfaidah).” (HR Ahmad, Musnad Imam Ahmad dalam
Musnad Abu Hurairah, Muslim, Shahih Muslim: II/6. Lafadz Ahmad)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَا أّمُرُكْم بِخَمْسٍ أَللهُ أَمَرَنِى بِهِنَّ :
بِاْلجَمَاعَةِوَالسَّمْعِ وَ الطَّاعَةِ وَ الْهِجْرَةِ وَ اْلجِهَادِ فِى
سَبِيْلِ اللهِ ،فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ اْلجَمَاعَةِ قِيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ
خَلَعَ رِبْقَةَاْلإِسْلاَمِ مِنْ عُنُقِهِ إِلَى اَنْ يَرْجِعَ وَمَنْ دَعَا
بِدَعْوَىاْلجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ
اللهِ وَ اِنْصَامَ وَصَلَّى ، قَالَ وَاِنْ صَامَ وَصَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ
مُسْلِمٌفَادْعُوا اْلمُسْلِمِيْنَ بِمَا سَمَّاهُمُ اْلمُسْلِمِيْنَ
اْلمُؤْمِنِيْنَ عِبَادَاللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
“Aku perintahkan
kepada kamu sekalian (muslimin) lima perkara; sebagaimana Allah telah
memerintahkanku dengan lima perkara itu; ber-Jama’ah, mendengar, thaat, hijrah
dan jihad fie sabilillah. Barangsiapa yang keluar dari Al-Jama’ah sekedar
sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia kembali
bertaubat. Dan barang siapa yang menyeru dengan seruan Jahiliyyah, maka ia
termasuk golongan orang yang bertekuk lutut dalam Jahannam.” Para sahabat
bertanya: “Ya Rasulullah, jika ia shaum dan shalat?” Rasul bersabda: “Sekalipun
ia shaum dan shalat dan mengaku dirinya seorang muslim, maka panggillah oleh
orang-orang muslim itu dengan nama yang Allah telah berikan kepada mereka;
“Al-Muslimin, Al Mukminin, hamba-hamba Allah ‘Azza wa jalla.” (HR.Ahmad bin
Hambal dari Haris Al-Asy’ari, Musnad Ahmad:IV/202, At-Tirmidzi Sunan
At-Tirmidzi Kitabul Amtsal, bab Maa Jaa’a fi matsalis Shalati wa shiyami wa
shodaqoti:V/148-149 No.2263. Lafadz Ahmad)
Umar bin Al-Khattab berkata:
إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ
بِإِمَارَةٍ وَلاَإِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى
الْفِقْهِ كَانَ حَيَاةًلَهُ وَلَهُمْ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ
فِقْهٍ كَانَ هَلاَكًا لَهُوَلَهُمْ
“Sesungguhnya
tidak ada Islam kecuali dengan ber-Jama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali
dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ditaati, maka
barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman,
maka kesejahteraan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum
itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi
mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
… فَعَلَيْكَ
بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ اْلقَاصِيَةِ
“…maka wajib
atas kamu ber-Jama’ah, karena sesungguhnya serigala itu makan kambing yang
sendirian.” (HR.Abu Dawud dari Abi Darda, Sunan Abi Daud dalam Kitabus Shalah:
I/150 No.547)
Sumber : Ni’mat Al-Jama’ah, Imamah, Bai’at
Komentar
Posting Komentar