Bejama'ah Itu Rahmat Sedangkan Perpecahan Itu Azab
Rahmat Bagi Orang Yang Berjama’ah dan Perpecahan Itu Azab
A. Rahmat Allah Beserta Orang Yang Berjama’ah
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَهُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ
يُدْخِلُ مَنْيَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمُونَ مَا لَهُمْ مِنْ وَلِيٍّ
وَلاَ نَصِيرٍ{الشورى:8}
“Dan kalau Allah
menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia
memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan
orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak
pula seorang penolong.” (QS.Asy-Syuura:8)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَ
يَزَالُونَمُخْتَلِفِينَ . إِلاَّ مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ
وَتَمَّتْ كَلِمَةُرَبِّكَ لأَمْلأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ{هود:118-199}
“Jika Tuhanmu
menghendaki tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang orang yang diberi rahmat oleh
Tuhanmu (keputusan-Nya) telah diputuskan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (QS.Hud:118-119)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Al-Jama’ah itu
rahmat dan firqoh itu adzab.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad
Ahmad:IV/278, Silsilah Ahaditsush Shohihah No.667)
B. Perpecahan itu Adzab
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا
مِنْفَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا
وَيُذِيقَبَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ
لَعَلَّهُمْيَفْقَهُونَ{الأنعام:6}
“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk
mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia
mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan
merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah,
betapa Kami mendatangkan kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami
(nya).” (QS.Al-An’am:65)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ
مِنْهُمْفِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا
كَانُوايَفْعَلُونَ{الأنعام:159}
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah
agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu
terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat.” (QS.Al-An’am:159)
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ
فَاتَّقُونِي.فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا
لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ.فَذَرْهُمْ فِي غَمْرَتِهِمْ حَتَّى
حِينٍ{المؤمنون:52،53،54}
“Dan
sesungguhnya (agama) tauhid ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan
Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada KU. Kemudian mereka
(pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka menjadi terpecah belah
menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya
sampai suatu waktu.” (QS.Al-Mu’minun:52,53, 54)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Al-Jama’ah itu rahmat dan firqoh itu adzab.”
(HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/278, Silsilah Ahaditsus
Shohihah No.667)
Mu’adz bin Jabal Radliallahu ‘anhu
berkata:
صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا
صَلاَةًفَأَطَالَ فِيهَا فَلَمَّا انْصَرَفَ قُلْنَا أَوْ قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِأَطَلْتَ الْيَوْمَ الصّلاَةَ قَالَ إِنِّي صَلَّيْتُ صَلاَةَ رَغْبَةٍ
وَرَهْبَةٍسَأَلْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لأُمَّتِي ثَلاَثًا فَأَعْطَانِي
اثْنَتَيْنِ وَرَدَّعَلَيَّ وَاحِدَةً سَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ
عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْفَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لاَ يُهْلِكَهُمْ
غَرَقًا فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُأَنْ لاَ يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
فَرَدَّهَا عَلَيَّ
“Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat lalu beliau memanjangkannya, maka ketika
telah selesai kami (para sahabat) bertanya: Ya Rasulullah pada hari ini engkau
telah memanjangkan shalatnya.” Beliau menjawab: Sesungguhnya aku telah
melaksanakan shalat dengan penuh suka dan duka, aku memohon kepada Allah Azza
wa jalla tiga hal untuk ummatku, maka Dia memperkenankan yang dua hal dan
menolak yang satu hal, aku memohon agar umatku tidak dikalahkan oleh musuh
selain dari mereka (orang kafir), maka Allah memperkenankannya dan untuk tidak
dibinasakan oleh banjir maka Allah memperkenankannya. Dan aku memohon
kepada-Nya agar ummatku tidak berpecah belah tetapi Dia tidak memperkenankannya.”
(HR.Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majalah dalam bab Maa yakuunu minal fitan: II/464,
At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:IV/409 No.2175. Lafadz Ibnu Majah)
Sumber : Ni’mat Al-Jama’ah, Imamah, Bai’at
Komentar
Posting Komentar