Cuplikan berita tentang Banser dan HTI
Fenomena Banser
dalam Kehidupan Bernegara di Indonesia
BANSER merupakan daripada Gerakan Pemuda (GP) Ansor yakni sebuah lembaga semi-otonom. GP BANSER bertanggung jawab menjaga, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup dan kejayaan GP Ansor khususnya dan NU umumnya. BANSER Bersama dengan kekuatan bangsa yang lain untuk tetap menjaga dan menjamin keutuhan bangsa dari segala ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan.
Seperti dilansir dari kantor berita Antara, sempat terjadi ketegangan saat seratusan anggota Banser NU Tulungagung memaksa rombongan HTI dari Trenggalek berhenti di perbatasan daerah. Mereka kemudian memaksa seluruh peserta kirab mencopot semua atribut HTI maupun panji yang mereka kirab.
Namun, setelah bersitegang sesaat, aparat kepolisian dan TNI menengahi kedua pihak. Massa HTI akhirnya bersedia mengalah, dan mencopot segala atribut yang dikenakan serta membubarkan diri.
"Pengadangan dan pembubaran paksa kami lakukan. Karena kegiatan mereka membawa misi konsep khilafah dalam kehidupan bernegara berpotensi memecah-belah umat," kata Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Tulungagung, Syahrul Munir.
Munir merinci, aksi pengadangan dilakukan di Desa Notorejo, Kabupaten Tulungagung yang berada persis di perbatasan dengan Trenggalek, sekitar pukul 06.30 WIB hingga 07.30 WIB.Ia mengakui aktivis Ansor dan Banser yang berjumlah sekitar 130 orang sempat melucuti bendera khilafah maupun alat peraga dan atribut lain yang dibawa massa HTI. Adapun masa HTI berkonvoi menggunakan empat kendaraan roda empat dan sejumlah sepeda motor dari arah Trenggalek hingga sampai di perbatasan Tulungagung.
"Mereka berniat estafet Panji Rosululloh dengan membawa misi khilafah mulai dari Ponorogo hingga Banyuwangi yang puncaknya digelar besok di Masjid Al-Akbar, Surabaya," ungkap Munir.
"Ansor dan Banser tegas menolak kegiatan itu karena sudah bertentangan dengan prinsip dan
komitmen NU sebagai garda terdepan menjaga keutuhan NKRI. NKRI harga mati."
Ketua HTI Kabupaten Trenggalek dr Fahrul Ulum mengatakan kegiatan yang mereka gelar sebenarnya hanyalah edukasi ketauhidan dengan mengingatkan sejarah keislaman di zaman Nabi Muhammad SAW.
"Melalui kegiatan itu HTI melakukan kirab Panji Rosululloh, yakni panji aliwak yang berwarna putih dan aroyah yang berwarna hitam. Dua panji ini selalu dibawa Rosululloh kemanapun pergi sebagai simbol perjuangan dan syiar yang dilakukan kala itu," kata Fahrul.Ia menjelaskan, HTI ingin melakukan kegiatan edukasi sekaligus sosialisasi kepada masyarakat, khususnya umat muslim di Tanah Air tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW sehingga bisa meneladaninya sesuai ajaran Islam.
"Tentang konsep khilafah, HTI sifatnya memberikan tawaran. Logikanya sama seperti tawaran menggunakan listrik, berhemat dalam pemaikaiannya dan sebagainya. Artinya dalam dinamikanya tawaran itu bisa saja diterima atau ditolak, sehingga kami (HTI) mengedepankan dialog," katanya.
Soal tudingan misi khilafah yang diusung HTI berpotensi memicu perpecahan umat, Fahrul menegaskan mereka selalu menyampaikan bahwa gagasan konsep khilafah dalam sistem bernegara di Indonesia adalah penawaran yang diajukan ormas HTI kepada rakyat Indonesia, bukan sebuah konsep paksaan yang harus dijalankan.
Sementara itu, Wakapolres Tulungagung Kompol I Dewa Gede Julaiana membenarkan adanya aksi penghadangan konvoi atau kirab Panji Rosululloh HTI oleh massa Ansor dan Banser Tulungagung di perbatasan Trenggalek-Tulungagung.Kami hanya memantau dan memastikan keamanan tetap kondusif," ujarnya.
Sifat Nasionalismenya tinggi
Komentar
Posting Komentar