Jama'ah Muslimin Bukan Politik

UMAT ISLAM AKHIR ZAMAN YANG ANEH

Ketika umat Islam mendengar kata JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) maka yang terbayang dibenaknya adalah Islam Jama'ah yang difatwa sesat oleh MUI lantaran nyeleneh menganggap diluar kelompoknya najis dsb, kemudian dikaitkan lagi dengan Jama'ah Islamiyah sebagai Jama'ah yang dianggap sarang Teroris dan yang lebih parah lagi dikaitkan dengan Syi'ah lantaran menyematkan nama (HIZBULLAH) dalam tanda kurung yang dianggap nama yang mengerikan oleh sebagian umat Islam yang aneh,seolah sebutan Hizbullah ini adalah produk Syi'ah sebagai tentara Hizbulloh, padahal Hizbullah itu adalah nama ciptaan Allah.

JAMA’AH MUSLIMIN sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Khudzaifah bin Al-Yaman yang berbunyi:
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ
“Tetapilah Jama’ah Muslimin dan Imaam mereka”

HIZBULLAH sebagaimana yang terdapat dalam QS Al-Maidah dan Al-Mujadalah sebagai pembeda antara JAMA'AH-JAMA'AH lainnya, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمْ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ . وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمْالْغَالِبُونَ{المائدة:55،56}
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut Hizbullah itulah yang pasti menang.” (QS.Al-Maidah:55-56)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمْاْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَ نْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمْالْمُفْلِحُونَ{المجادلة:22}
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari padanya. Dan dimasukkannya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Hizbullah itulah golongan yang beruntung.” (QS.Al-Mujadalah:22)

Kemudian ketika mendengar kata BAI'AT (janji) sebagian umat Islam menganggap bai'at ini adalah sesuatu yang mengerikan atau menyeramkan sehingga umat Islam ALERGI ketika mendengar kata² bai'at, padahal bai'at itu adalah syari'at sebagaimana syari'at Islam yang lainnya,orang masuk agama Islam itu harus bai'at dulu yaitu mengucap dua kalimat syahadat baru sah dianggap muslim Oleh karena itu umat Islam yang hendak lujum atau iltizam atau menetapi JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) harus ada ikatan bai'at terlebih dulu antara makmum dengan Imaam sebagai pengikat, karena kalau tidak ada ikatan bai'at maka belum sah dikatakan sebagai makmum Jama'ah Muslimin (Hizbullah) dan belum bisa dikatakan mempunyai Imaam. Suami istri belum dinyatakan sah apabila belum ada ikatan bai'at sebagai pengikat atau ijab qobul.

Dalil-dalil tentang bai'at banyak sekali dijelaskan terutama didalam Hadits,di dalam Al-Qur'an diantaranya QS-Al-Fath dan At-Taubah, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا{الفتح:10}
“Sesungguhnya orang-orang yang berbai’at kepadamu sesungguhnya mereka berbai'at kepada Allah, tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang mengingkari bai’atnya niscaya akibat pelanggarannya akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa yang menepati bai’atnya, maka Allah akan memberikan pahala yang besar.” (QS.Al Fath:10)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ واْلإِنْجِيْلِ وَالْقُرْآنِوَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمْ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ{التوبة :111}
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi ) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati bai'atnya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Tau bah:111)

Para shahabat Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam  merekapun berbai'at kepada Rasulullah untuk mendengar dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana yang disampaikan Ubadah bin Shomit Radliallahu ‘anhu ia berkata:
بَايَعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي الْمَنْشَطِ وَالْمَكْرَهِ وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ اْلأَمْرَ أَهْلَهُ وَأَنْ نَقُومَ أَوْ نَقُولَ بِالْحَقِّ حَيْثُمَا كُنَّالاَ نَخَافُفِي اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ
“Kami berbai’at kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat, baik dalam keadaan semangat ataupun lemah (berat), dan untuk tidak menentang perintah kepada ahlinya serta untuk menegakkan (kebenaran) atau berkata dengan benar di manapun kami berada, tidak takut dalam membela agama Allah dari celaan orang-orang yang mencelanya.” (HR. Al Bukhari dari Ubadah bin Shamit, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/96, Muslim, Shahih Muslim: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah II/202, An-Nasai, Sunan An-Nasai VII/137-138. Lafadz Al-Bukhari)

Dan kemudian yang terakhir ketika mendengar bahwa JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) adalah wujud  KHILAFAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH maka yang terbayang dibenak kaum muslimin adalah KHILAFAH yang berbentuk Mulkan yaitu seperti Mulkan Adhon dan Mulkan Jabariyyah yang diwarnai dengan peperangan dan pertumpahan darah perebutan kekuasaan dsb. Sehingga akhirnya umat Islam anti dengan nama KHILAFAH dan ramai² menolak KHILAFAH, terakhir JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) dianggap pro Islamic State Of Iraq & Syam (ISIS) yang sekarang berubah menjadi KHILAFAH ISLAMIYAH yang saat ini diwarnai oleh peperangan perebutan kekuasaan yang terjadi diTimur Tengah.

JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) lahir dari kandungan Islam bagi segenap kaum muslimin untuk menuju MARDHATILLAH dan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) TIDAK ada sangkut pautnya dengan Syi'ah dan (ISIS) dan gerakan Islam lainnya yang selama ini sering dituduhkan atau dialamatkan kepada Jama'ah Muslimin (Hizbullah) dan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) TIDAK ikut campur dalam kancah politik yang berkembang ditanah air dan Jama'ah Muslimin (Hizbullah) TIDAK menjadi pendukung partai manapun.

JAMA'AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) adalah wujud KHILAFAH 'ALA MINHAJIN NUBUWWAH adalah sebuah system kemasyarakatan Islam tempat berkumpul atau berhimpun atau bersatunya kaum muslimin yang tidak dibatasi oleh sebuah Negara sebagaimana Islam yang rahmatan lil alamin tanpa batas teritorial.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﺎﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺎﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﺟﺒﺮﻳﺔ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﺎﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﺛﻢ ﺳﻜﺖ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺣﻤﺪ )
“Adalah masa Kenabian itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah (Khilafah yang menempuh jejak kenabian) adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya (menghentikannya) apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Mulkan ‘Adlon (Kerajaan yang menggigit), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Mulkan Jabbariyah (Kerajaan yang sombong), adanya atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Ia menghendaki untuk mengangkatnya. Kemudian adalah masa Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah (Khilafah yang menempuh jejak kenabian).” Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR. Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad : IV/273, Al-Baihaqi, Misykatul Mashobih Hal 461. Lafadz Ahmad)

--Hadanallah Wa'iyyakum Ajma'in--

By: Agus Zainal Asikin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Ceramah Singkat (Larangan Putus Asa)

Contoh Paragraf Narasi,Persuasi,Deskripsi, Eksposisi,Argumentasi, dan Resensi Buku

Contoh Menulis Sebab Akibat ( cause and effect )